Sabtu, 06 Februari 2021

Radikalisme Pendidikan Agama Islam dan Solusinya

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh... Pendidikan menjadi salah satu fokus utama disetiap negara, untuk memperoleh pendidikan yang berkualitas baik dibutuhkan guru-guru yang profesional dan kompeten dalam bidangnya masing-masing, maka setiap negara mewajibkan pendidikan kepada masyarakatnya agar kebutuhan perkembangan teknologi maupun modernisasi terpenuhi, sehingga disetiap negara berlomba lomba dalam memperbaiki kualitas pendidikannya. Indonesia salah satu negara yang memfokuskan perubahan serta pembaharuan dalam pembangunan bangsa. Di sektor pendidikan, pemerintah pun sangat serius memperhatikan pendidikan sehingga disepakati anggaran pendidikan pada APBN teralokasi 20%, di tahun 2020 mengalami peningkatan jumlah anggaran sekitar 2,7% yaitu 505,8 Triliun rupiah. Besarnya nilai anggaran pendidikan pada indonesia adalah bukti komitmen pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan, perubahan regulasi pun diikut sertakan untuk mempermudah setiap instansi pendidikan berbasis negri maupun swasta yang pada hari ini masing-masing instansi pendidikan berlomba lomba memperbaiki kualitas pendidikannya dalam ruang lingkup sederhana bernama Sekolah baik dasar, menengah, atas bahkan sampai universitas. Karna pemerintah sangat paham betapa pentingnya pendidikan pada suatu bangsa, kemajuan suatu bangsa dapat dinilai dari kualitas pendidikan itu sendiri. Sebagaimana undang undang dasar tahun 1945 pasal 1 nomor 20 tahun 2003 yang menjelaskan tentang pendidikan nasional, "Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suatu pemahaman mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki spiritual kekuatan keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasaan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan negara". Namun banyak persoalan-persoalan yang mucul dibalik keseriusan pemerintah didalam meningkatkan kualitas pendidikan tersebut baik dari persoalan kesejahteraan guru, dan pemerataan pendidikan kepada semua golongan masyarakat dan kesadaran masyarakat itu sendiri terhadap pentingnya pendidikan bagi dirinya. Akan tetapi ada masalah utama yang sedang dihadapi bangsa ini yaitu pendidikan menajadi lahan subur terhadap paham radikalisme. Karna radikalisme adalah gerakan yang sangat sistematis dan terukur yang ingin merubah radikalis sampai ke akar-akarnya, menurut mentri Koordinator bidang politik hukum dan keamanan Prof. Mahfud Md menyatakan bahwa "radikalisme adalah satu paham yang ingin mengganti dasar ideologi negara dengan cara melawan aturan kemudian merusak cara berfikir generasi baru baik itu agama islam atau bukan agama islam jika melakukan aksi teror itu disebut radikal". Indonesia telah menghadapi banyak aksi terorisme dan bahkan tak heran banyak aksi radikalime atau terorisme yang dilakukan oleh pemuda bahkan anak-anak, yang disebabkan oleh pendidikan formal yang menganut paham radikalis. Pemerintah pun mulai mengatur regulasi-regulasi yang bisa membatasi persoalan radikalisme, doktrinisasi radikalisme pada pendidikan tak bisa dihindarkan, penentuan kurikulum dan latar belakang guru serta lemahnya kebijakan kepala sekolah bisa menjadi sebab tumbuhnya paham radikal. Anak anak menjadi sasaran utama pada paham radikal karna mudahnya mendoktrinisasi, sehingga pendidikan menjadi tempat penanaman paham-paham yang tak sesuai dengan syara' menjadikan negara sebagai musuh, bertolak belakang dengan undang-undang dasar 1945 dan menjadikannya sebagai satu point untuk membenci negaranya, membenturkan agama dan menjadikan anak anak dan pemuda sebagai bibit-bibit yang tumbuh atas dasar paham radikal. Selain itu kelemahan instansi pun penyebab munculnya paham ini, yang seharusnya protokol pemerintah menjadi bahan acuan utama serta ketegasan kepala satuan pendidikan dapat dengan cepat mecegah paham radikal berkembang sehingga dengan sendirinya paham ini dapat dengan mudah hilang dari instansi pendidikan. Maka perlu langkah-langkah kongkrit yang harus dilakukan dalam mencegah pertumbuhan pemahaman yang bertentangan denga syara' atau paham radikalisme dalam dunia pendidikan yang bukan hanya tugas pemerintah saja tapi setiap kepala satuan pendidikan bahkan masyarakat pun harus ikut andil dalam mencegah pemahaman ini.

Link Ppt Muhammad Rifqi Arif

https://drive.google.com/file/d/1Dkz06zirQ2x4uEh37WBr8KQbbFuE59l1/view?usp=drivesdk

Kontribusi Sarjana Pendidikan Agama Islam Terhadap Perkembangan Ilmu Pengetahuan

Assalamu’alaikum wr. wb. Bismillah alhamdulillah wa shollatu wassalamu ‘ala Rasulillah Muhammad bin Abdillah, wa ‘ala aalihi wa shohbihi ajma’iin. Seperti yang kita tahu, sistem pendidikan memiliki dua tonggak inti yaitu keberadaan pendidik dan peserta didik. Berbagai pola pun disusun dan dirembukkan sedemikian rupa demi terciptanya masyarakat yang cerdas, mandiri, memiliki integritas dan intelektualitas yang mumpuni. Dalam penggalan UUD 1945 alenia keempat terdapat kalimat “mencerdaskan kehidupan bangsa”. Maka dari itu, menciptakan masyarakat yang cerdas merupakan salah satu tujuan dari negara Indonesia, mengingat bangsa kita memiliki SDA yang melimpah ruah, tetapi tidak diimbangi dengan SDM yang berkualitas. Lalu bagaimana caranya menciptakan SDM yang berkualitas tanpa harus susah-payah menggunakan tenaga kerja asing? Jawaban ada di dalam pendidikan. Namun, apakah pendidikan bisa menjamin terciptanya SDM yang berkualitas? Jelas tidak ada yang bisa memastikan hal tersebut. Gonjang-ganjing perdebatan mengenai SDM berkualitas dari masyarakat di negara ini pun terjadi. Perlu diketahui, bahwasanya output yang berkulitas didukung oleh tenaga pengajar yang kompeten dan profesional. Alhasil, sekolah tinggi dan universitas menjadi sumber yang diharapkan dapat melahirkan pendidik-pendidik yang bermutu, bertanggung jawab, dan mampu mengembangkan ilmu pengetahuan. Akan tetapi apa gunanya pendidik yang kompeten dan profesional jikalau mereka tidak memiliki sikap atau akhlak yang baik? Kecerdasan yang tidak diimbangi dengan budi pekerti yang luhur, hanya menghasilkan banyak pertentangan yang berujung pada penyimpangan, pembangkangan, dan tindak kejahatan yang luar biasa. Lalu siapa yang dapat diandalkan dan diharapkan mengembangkan ilmu pengetahuan di negeri ini dengan sebaik-baiknya? Mari kita lihat kontribusi dari sarjana Pendidikan Agama Islam. “Hah? Bukannya sarjana lulusan prodi Pendidikan Agama Islam hanya digunakan untuk mengajar Pendidikan Agama Islam saja? Bagaimana dengan nasib ilmu pengetahuan umum seperti matematika, fisika, biologi, kimia, dan lainnya?” Begitulah paradigma yang tertanam dalam pemikiran masyarakat kita saat mengetahui gelar sarjana Pendidikan Agama Islam. Padahal tujuan daripada Pendidikan Agama Islam sendiri tidak hanya sebatas itu. Bila dibentangkan lebih lebar, Islam memberi himbauan untuk umatnya agar giat menuntut ilmu, mulai dari buwaian sampai liang lahat. Alasannya adalah karena Allah SWT telah menanamkan pada tiap-tiap diri manusia sebuah kelebihan yang berfungsi untuk keberlangsungan hidup seluruh umat manusia baik secara pribadi maupun menyeluruh.

Strategi Dakwah dalam Bidang Pendidikan Agama Islam pada Anak di Tengah Pandemi Covid-19

Semenjak Covid-19 menyebarluas di Indonesia membawa beberapa masalah dalam semua bidang kehidupan manusia. Salah satunya adalah dalam bidang pendidikan yang paling utama adalah pendidikan Agama. Pendidikan Agama Islam yang selama ini diajarkan secara langsung oleh para guru di sekolah serta para ustaz ustazah di Taman Pendidikan Al-Qur'an terpaksa kini harus diliburkan karena adanya anjuran dari pemerintah. Lantas para anak pasti bingung dalam memahami Pendidikan Agama Islam jika tidak ada sosok pembimbing bagi dirinya. Serta permasalahan anak yang mudah bosan dan mental yang belum terlatih berani dalam menghadapi banyak orang. Sebuah penelitian memaparkan bahwa gaya belajar anak secara daring cenderung lebih visual dan baca tulis yang kuat (Drago, & Wagner,2004) banyaknya platform yang mendukung secara gratis seperti Google Classroom, WhatsApp, Quipper dan lain sebagainya (Abidah, Hidayaatullah, Simamora, Fehabutar, & Mutakinati, 2020) namun penggunaan platform tersebut belum efektif, karena keterbatasan sarana dan prasarana para anak yang kurang memadai. Dengan mengutip data di atas perlu adanya dakwah terhadap anak yang mengutamakan kreativitas dan adanya tantangan bagi anak agar dapat melatih mental mereka. Dakwah sendiri merupakan usaha menyampaikan sesuatu kepada orang lain, baik itu perorangan atau kelompok tentang pandangan dan tujuan hidup manusia sesuai Islam. Dakwah dapat diartikan sebagai seruan, ajakan, dan panggilan. Atau lebih tegasnya, dakwah adalah proses penyampaian ajaran islam dari seseorang kepada orang lain, baik secara individu, maupun secara kelompok. Dalam berdakwah harus menyiapkan strategi dakwah yang baik agar dapat tercapainya tujuan dakwah. Strategi dakwah adalah sebuah cara dalam mengajak sasaran dakwah dalam situasi dan kondisi tertentu guna mencapai tujuan dakwah tertentu. Dalam situasi dan kondisi pandemi Covid-19 ini strategi dakwah yang perlu dilakukan adalah dengan memanfaatkan sosial media (virtual) atau jika ada kemungkinan dilaksanakan secara langsung harus sesuai dengan protokol kesehatan. Salah satu strategi pengembangan pendidikan Agama Islam pada anak yakni dengan mengadakan perlombaan. Perlombaan ini bertujuan untuk memperkuat pemahaman anak mengenai Pendidikan Agama Islam. Dengan adanya perlombaan ini dapat melatih mental anak-anak tidak hanya teori saja. lomba ini juga dapat meningkatkan dan mengembangkan prestasi anak dalam bidang keagamaan yang antinya bisa menjadi para generasi yang saleh dan salehah. Perlombaan anak-anak dalam bidang Pendidikan Agama Islam di tengah pandemi ini bisa dilakukan secara virtul maupun langsung namun dengan syarat harus mematuhi protokol kesehatan. Dengan adanya Festival Anak Islami yang telah saya lakukan bersama para remaja Masjid Nurul Iman ini terbukti membawa dampak positif bagi anak seperti kebiasaaan pada diri mereka untuk senantiasa membaca serta menghafalkan ayat-ayat Al-Qur'an, kebiasaan berlatih Adzan dan Iqomah, serta kebiasan untuk senantiasa belajar mengenai pendidikan Agama Islam terkait Aqidah dan Akhlak

Jumat, 05 Februari 2021

Pentingnya Pendidikan Agama Islam pada Generasi Muda

Pendidikan bertujuan untuk membentuk suatu perilaku yang baik pada generasi muda muslim, yang berdasarkan dengan aqidah Islam serta ketauhidannya kepada Allah swt., bergaul dengan teman yang mempunyai akhlak yang baik pula, memperdalam gama dengan berbagai cara, misalnya saja mempelajari hadits-hadits yang berkaitan dengan hukum -hukum Islam agar pengetahuannya bertambah semakin luas. Islam mempunyai tujuan untuk menanamkan jiwa kemasyarakatan yang sangat penting dan berguna kelak ketika sudah berkeluarga, dan sekarang seorang pemuda mempunyai tugas untuk berlatih dalam masyasakat sedikit demi sedikit agar kelak tidak kesulitan ketika terjun langsung dalam masyarakat. Hal itu memerlukan kesadaran yang muncul dalam diri sendiri, atau ada juga dorongan dari luar misalnya saja keluarga atau teman di sekelilingnya sehingga dengan begitu ada perasaan yang membangkitkan semangat untuk mau keluar dan belajar bermasyarakat demi tercapainya masa depan yang menjanjikan. Manusia itu dilahirkan dalam keadaan tidak mengetahui apapun, kemudian Allah swt. menugaskan manusia untuk mencari tahu apa yang ada di sekelilingnya serta mempelajari setiap perubahan-perubahan yang terjadi melalui panca indra. Sudah seharusnya sebagai generasi muda untuk menerapkannya pada kehidupan sehari-hari dan mencintai setiap proses yang terjadi. Sehingga sejak dini sudah tercipta suatu karakter individu yang bisa menghadapi hambatan-hambatan yang suatu saat pasti akan terjadi. Melalui pendidikan dan pengajaran, berdampak pada akhlak yang baik. Apabila seseorang yang pada awalnya belum begitu mengetahui tentang ilmu agama, kemudian ia mempunyai niat untuk memperdalam ilmu agamanya dengan cara menuntut ilmu di sekolahan yang berbasis agama, maka dengan seiring berjalannya waktu ia akan mengerti tentang ilmu agama. Selain itu moralnya juga menjadi lebih baik lagi dari pada sebelumnya. Kemudian ketika di dalam masyarakat ia sudah siap apabila di minta tolong untuk melakukan suatu hal yang berhubungan dengan agama. Pendidikan juga sebagai sarana untuk mempelajari aspek-aspek dalam kehidupan yang menjadikan para pemuda mempunyai dasar pemikiran yang kokoh. Karena dengan dengan itu seseorang menjadi terbiasa dalam berfikir secara kritis dan dengan dasar-dasar pendidikan agama Islam seseorang dapat berfikir secara jernih dan tidak bingung apabila menghadapi persoalan kehidupan. Dengan terwujutnya suatu karakter pada generasi muda akan berdampak positif baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang-orang di sekitarnya, dan menjadikan perubahan dalam masyarakat, yang dulunya sangat pasif, tidak mengetahui agama secara keseluruhan, dan berakhlak yang kurang, sekarang menjadi aktif dalam segala hal, berwawasan luas, berakhlak yang baik. Karena jika seseorang kepribadiannya masih sangat kuno, pasti akan banyak sekali masalah-masalah yang muncul yang mengakibatkan pertentangan antar individu atau antar kelompok. Mereka tidak bisa berfikir positif dan menjadi semena-mena dalam menentukan keputusan. Islam memiliki rahasia di dalamnya. Islam membawa kebahagiaan dunia akhirat yang mempunyai dampak yang sangat baik bagi manusia. Islam menjelaskan setiap aspek-aspek dalam kehidupan. Seperti yang dijelaskan oleh (hafidz, kastolani, 2009:11) bahwa agama islam yang hanif merupakan pedoman dalam kehidupan, individu atau masyarakat, aspek material atau spiritual secara bersamaan. Islam memperjelas makna ibadah dan mempertegas nilai kerja, memperhatikan segala aspek kehidupan, mengatur urusan duniawi seluruhnya sebagai jalan satu-satunya menuju kehidupan akhirat.islam memperhatikan seluruh aspek kehidupan dengan berbagai aturannya. Baik aspek ekonomi, politik, pemerintahan, ilmu, kemasyarakatan dan lain sebagainya. Hambatan-hambatan yang terjadi dalam kehidupan ini ada berbagai macam dan mungkin akan semakin bertambah seiring berjalannya waktu, misalnya saja kesadaran yang masih sangat lemah, banyaknya pendidikan islam yang belum mengimplikasikan visi dan misinya secara nyata, yang dalam kegiatan di sekolah kurang menerapkan perilaku-perilaku yang telah di ajarkan pada agama islam. Banyak pula teknologi yang semakin maju yang mengakibatkan generasi muda menjadi terlena akan hal itu dan menjadikannya semakin malas untuk beraktifitas dan keluar melihat bagaimana keadaan sekitarnya, bahkan kurangnya motivasi yang mana sebenarnya merupakan faktor yang sangat penting. Untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut. Generasi muda harus pintar-pintar dalam melakukan suatu hal, mereka harus berfikir secara matang serta tidak melupakan akibat-akibatnya yang akan terjadi. Karena apabila para pemuda tersebut lalai dalam hal sekecil pun, maka akan mendatangkan suatu penyesalan yang besar nantinya. Maka untuk itu islam mengajarkan solusi-solusinya dari setiap hambatan-hambatan tersebut. Seperti islam mengajarkan kepada umat islam agar tidak berputus asa dalam menghadapi sesuatu dan anjuran untuk bersungguh-sungguh untuk mendapatkan apa yang di inginkannya sehingga apabila generasi muda mulai melemah semangatnya menjadi bangkit kembali karena telah mendapatkan ajaran agama islam tersebut. Pendidikan islam yang masih sangat minim dalam menerapkan visi dan misinya seharusnya meningkatkan upaya-upaya yang berhubungan dengan visi misi tersebut. Atau mungkin para guru lebih memperhatikan peraturan-peraturan dan memberi sangsi apabila ada siswa yang melanggar. Selain itu para guru juga menganjurkan kepada siswanya untuk berpakaian sopan selayaknya tuntunan agama Islam yang harus menutup aurotnya khususnya bagi putri. Para siswa juga perlu untuk diajari tentang bagaimana baca tulis Al-quran secara benar dan dijelaskan pula makna dari setiap ayat Al-Quran, dengan tujuan supaya siswa tidak menghiraukan kitabnya sendiri. Dalam hal ini peran generasi muda adalah selalu memperhatikan cara-cara mendidik siswa yang benar menurut ajaran agama Islam dan dapat diterima secara utuh oleh siswa serta ajaran tersebut dapat direalisasikan secara langsung karena telah mendarah daging dan tertanam dalam jiwa para siswa. Manfaat pendidikan agama Islam utuk masa depan ada banyak sekali, khususnya apabila sudah berkeluarga, pendidikan tersebut berperan sebagai pengetahuan untuk mendidik diri sendiri dan keluarganya kelak, dalam bermasyarakat, dan juga sebagai perisai untuk cobaan-cobaan perkembangan zaman yang semakin beraneka ragam. Semua itu tidak akan berjalan lancar apabila tidak ada kekuatan iman yang mendasar pada diri generasi muda. Karena dengan iman, seseorang mempunyai pendirian yang akan mempertahankannya dari berbagai situasi dan kondisi yang akan terjadi. Seperti yang dijelaskan oleh (hafidz, kastolani, 2009:157) bahwa sesungguhnya pendidikan Islam merupakan model pendidikan yang telah menumbuhkan generasi beriman, siap mengorbankan dirinya, berkhidmat untuk masyarakat, dan memberikan kesenangan dan kebahagiaan kepada umat manusia, telah menunaikan peran yang istimewa dalam mentransfer nilai-nilai keislaman dan peradaban Islam dari generasi terdahulu kepada generasi mendatang dan dari generasi tua kepada generasi muda. Pendidikan Islam dan peradaban Islamharus bersama-sama sebagai satu kesatuan dalam menghadapi tantangan zaman yang semakin kompetitif. Hendaknya kaum muslimin dapat menghadapi berbagai tantangan ini dengan sikap konsisten, baik sebagai individu, kelompok, bangsa dan masyarakat, Negara atau pemerintah sehingga dapat menunaikan amanah islam yang telah diamanatkan Allah swt. Maka untuk itu pentingnya pendidikan agama Islam pada generasi muda ialah untuk mewujudkan cita-cita masyarakat Islam yang sesuai dengan perintah Allah swt. dan menanamkan Akhlakul Karimah sebagai bekal menuju jalan yang telah disiapkan oleh allah swt. untuk hamba-hambanya yang mau dengan ikhlas belajar sesuai dengan ajaran Islam. sumber: Kompas siana

TEORI PERKEMBANGAN SIGMUND FREUD DAN KRITIKNYA

  Muhammad Rifqi Arif 191310004235 4 pai a8 PENDAHULUAN Sigmund Freud lahir pada tanggal 6 Mei 1856 di Frieberg, kota kecil, di daerah Monar...